Thursday, July 2, 2015

I'tikaf Di Mana? - Bagian 1 : Ringkasan Seputar I'tikaf beserta Tips & Trik Melaksanakan I'tikaf


Assalamu’alaikum warahmatuLLAHI wabarakatuh

Sahabat mushalli, alhamduliLLAH saat ini kita berada di bulan Ramadhan. Semoga ALLAH SWT menerima segala amal ibadah kita di bulan ini dan di bulan-bulan lainnya. Seperti kita ketahui bersama, bulan ini memiliki banyak sekali keutamaan-keutamaan, dan pembahasan tentang keutamaan bulan Ramadhan beserta keutamaan ibadah-ibadah di dalamnya sudah banyak dibahas namun tetap saja tidak ada habis-habisnya.


Pada edisi kali ini, karena sekitar  4 atau 5 hari lagi kita akan memasuki 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, kami akan coba menyajikan tentang keutamaan di 10 hari terakhir bulan Ramadhan, yang salah satunya adalah I'tikaf.

Kami akan coba membagi artikel tentang I'tikaf ini menjadi 2 bagian. Bagian pertama, yaitu artikel yang sedang sahabat mushalli baca ini, akan berisi tentang tulisan ringkas seputar I'tikaf serta tips dan trik dalam melaksanakan I'tikaf. Kami tidak akan jauh ke dalam membahas fiqh I'tikaf, karena itu bukanlah ranah keahlian kami.


Pada bagian kedua, kami akan coba menyajikan beberapa tempat-tempat (masjid) mana saja yang menyelenggarakan I'tikaf bersama. Kalau biasanya kita membahas Shalat Di Mana?, sejenak kita akan bahas I'tikaf Di Mana? nantinya.


Berikut Bagian 1 :


Ibadah di bulan Ramadhan bisa diibaratkan dengan lomba lari jarak menengah dan panjang (marathon). Strategi umum dalam lomba lari jarak menengah dan jarak panjang agak berbeda dengan lomba lari jarak pendek. Dalam jarak pendek, pelari harus langsung menggeber kecepatannya sejak awal(start) hingga finis. Tapi dalam jarak menengah dan panjang, kata kuncinya adalah stabil. Saat start setidaknya tidak tertinggal dari pelari lainnya. Daya tahan tubuh sangat penting di sini.




Ketika memasuki pertengahan jarak, pelari calon juara bersama beberapa peserta lainnya sedikit demi sedikit mulai menyeruak ke depan meninggalkan rombongan besar di belakang. Dan yang lebih penting lagi, saat memasuki akhir pertandingan mulai meningkatkan kecepatannya sampai ke tingkat sprint pada beberapa ratus meter terakhir. Terkadang, sprint pada beberapa ratus meter terakhir itulah yang menentukan siapa pemenangnya.


Nah, sedikit banyak strategi kita dalam bulan Ramadhan mirip seperti itu.  Jangan sampai kita ngebut di awal tapi keteteran di pertengahan, apalagi sampai loyo di akhir. Menjalani awal puasa yang terpenting adalah kita melakukan ibadah puasa maupun ibadah lainnya dengan stabil. Jalankan semua ibadah dan amal sholeh dengan istiqomah. Semakin mendekati akhir Ramadhan, semakin kita tingkatkan akselerasi ibadah kita. Dan saat Ramadhan, sprint dilakukan pada 10 hari terakhir.


Memangnya, ada apa di 10 hari terakhir bulan Ramadhan?


Dari 'Aisyah RadhiyaLLAHU 'anha beliau berkata bahwa RasuluLLAH ShallaLLAHU 'alaihi wasallam ber-I'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau SAW bersabda : "Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan" (HR. Bukhari (4/225) dan Muslim (1169))


Meneladani RasuluLLAH SAW, akan sangat baik sekali kalau kita juga dapat menyempatkan untuk Ihyau ‘Asyrul Awakhir Ramadhan (Menghidupkan Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan).


Memangnya, apa sih I’tikaf itu?


Kata I'tikaf berasal dari 'akafa alaihi', artinya senantiasa atau berkemauan kuat untuk menetapi sesuatu atau setia kepada sesuatu.


Secara harfiah kata I'tikaf berarti tinggal di suatu tempat, sedangkan dalam pengertian syar'iyah kata I'tikaf berarti tinggal di masjid untuk beberapa waktu, ter-istimewa sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.


OK, terus apa saja yang kita lakukan saat I’tikaf ?


Pada saat I’tikaf kita dianjurkan untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada ALLAH SWT, dengan memperbanyak ibadah, di antaranya :

1. Shalat (Shalat Wajib berjama'ah, Shalat Tarawih, dan Shalat Sunnah lainnya)
2. Dzikir
3. Membaca Al Qur’an, termasuk di dalamnya Belajar Membaca dan Belajar Memahami Isi Al Qur’an
4. Berdo’a

Tapi kalau kita masih harus masuk kerja, bagaimana cara I’tikaf-nya?


Imam Hanafi berpendapat bahwa durasi minimal I’tikaf adalah sa’ah (sesaat, sebentar, atau sejenak).  Sedangkan Imam Syafi’i tidak memberikan batasan durasi minimal untuk ber-I’tikaf.  Asalkan seseorang telah berada di dalam masjid maka sudah terhitung I’tikaf.


Nah bagi kita yang bekerja, dan ingin tetap masuk kerja keesokan harinya, bisa disiasati dengan sesampainya di rumah setelah pulang kantor, kita berangkat ke masjid tujuan kita sebelum ataupun sesudah berbuka, baik sendiri maupun bersama keluarga untuk ber-I’tikaf.  I’tikaf bisa kita lakukan sampai selesai shalat Tarawih kemudian pulang, atau bisa juga I’tikaf sampai saatnya sahur atau setelah shalat shubuh lalu pulang, untuk kemudian berangkat kembali ke kantor, dan begitu seterusnya. Pada hari libur atau setelah memasuki masa cuti bersama atau apabila berkeinginan mengambil cuti lebih awal, kita bisa full berada di masjid untuk ber-I’tikaf.


Lalu, di mana saja kita bisa ber-I’tikaf? 


Pada dasarnya I’tikaf bisa dilaksanakan di seluruh masjid, besar atau kecil, dekat ataupun jauh.


Hanya saja, di beberapa masjid besar kerap diselenggarakan beberapa acara pada waktu-waktu tersebut, biasanya bertajuk Gema I’tikaf atau I'tikaf Bersama, tujuannya untuk lebih menyemarakkan I’tikaf, sehingga dengan berkumpul dengan saudara-saudara seiman akan menambah semangat kita dalam ber-taqarrub ilaLLAH.


Masjid-masjid yang umum digunakan sebagai tempat I'tikaf bersama akan kami bahas pada Bagian ke-2 dari artikel ini, insyaALLAH.


Beberapa acara yang biasanya diselenggarakan di masjid-masjid besar tersebut pada saat I’tikaf adalah :

1. Buka Bersama (Ta’jil dan banyak juga yang menyediakan makan besar, baik berbayar maupun gratis)
2. Shalat Tarawih Berjama’ah
3. Kajian Ba’da Tarawih
4. Qiyamullail & Muhasabah (Biasanya Imam-imamnya penghafal Al Qur’an)
5. Sahur Bersama (beberapa masjid menyediakan sahur untuk jama’ah, baik berbayar maupun gratis)
6. Tasmi' Al Qur’an (Mendengarkan bacaan Al Qur’an oleh para penghafal Al Qur’an, biasanya ba’da Shubuh, 1 hari 1 juz)
7. Kajian Dhuha
8. Kajian Ba’da Dzuhur

Tips dan Trik dalam Melaksanakan I'tikaf


Bagi sahabat yang berniat I’tikaf berikut beberapa tips dan trik dalam mengikuti I’tikaf :


1. Mempelajari fiqh I'tikaf dari kitab-kitab fiqh maupun hadits. Dapat juga bertanya kepada ustadz-ustadz kita. Tujuannya agar kita lebih memahami arti I'tikaf dan menjalankannya sesuai yang diajarkan oleh RasuluLLAH SAW.


2. Bagi yang membawa kendaraan, jangan lupa untuk memasang kunci ganda pada kendaraan


3. Jangan terlalu direpotkan dengan membawa makanan untuk buka maupun sahur.  DKM / panitia biasanya menyediakan ta’jil, bahkan di beberapa masjid menyediakan makan besar (ada yang berbayar, tapi ada juga yang gratis).  Begitu juga untuk sahur.  Atau biasanya di lingkungan masjid pun banyak yang menjual menu berbuka dan sahur yang bervariasi


4. Apabila memungkinkan, datanglah ber-Itikaf tanpa membawa anak-anak yang masih kecil, karena dikhawatirkan akan mengurangi konsentrasi ibadah kita.  Tapi bila harus mengajak anak-anak karena ingin mengajarkan I'tikaf kepada mereka atau karena sebab lainnya, kondisikan mereka sejak dari rumah bahwa ber-Itikaf adalah untuk beribadah dan bukannya untuk bermain.  Siasati dengan membawakan mereka buku-buku bacaan dan buatkan jadwal kegiatan untuk mereka (kapan waktu mereka untuk tilawah, belajar mengaji, muroja'ah, tidur, acara bebas, dll.)


5. Bawa Tikar / Bed Cover / Karpet secukupnya demi kenyamanan anda dan keluarga, terutama anak-anak.  Antisipasi anak yang masih suka mengompol dengan memakaikan diapers, agar masjid dan diri kita terjaga dari najis.


Kalau sahabat mushalli tidak menginap pada malam sebelumnya (datang setelah maghrib), pada malam-malam ganjil diusahakan untuk datang lebih awal (kalau bisa sebelum Maghrib), karena masjid akan lebih ramai oleh jama’ah dibanding malam-malam genap

6. Jangan membawa gadget yang tidak terlalu diperlukan saat I’tikaf, seperti Laptop / Tablet, juga jangan membawa uang berlebihan, dan jangan memakai perhiasan yang berlebihan, selain dikhawatirkan dapat mengganggu konsentrasi ibadah kita, juga karena masih ada juga orang-orang yang memiliki niat tidak baik walaupun di lingkungan masjid.  Beberapa kali pernah diumumkan jama’ah yang kehilangan barang-barang tersebut


7. Bawa pakaian bersih (pakaian ganti) secukupnya, juga jangan lupa membawa peralatan mandi


8. Selalu jaga barang-barang bawaan.  Bila harus mengambil wudhu atau ke toilet sebaiknya bergantian dengan anggota keluarga kita yang lain


9. Usahakan anak-anak selalu dalam pengawasan


Sebagai penutup bagian pertama ini, kami sampaikan, selain persamaan, ada juga perbedaan yang signifikan antara filosofi lomba lari dan Ramadhan yang kita singgung di awal tadi. Dalam lomba lari, hanya ada 1 pemenang. Lainnya menjadi juara 2, 3, dan seterusnya, bahkan ada yang hanya jadi penggembira. Ramadhan dapat melahirkan banyak pemenang, tinggal siapa yang mau berjuang dalam kesabaran untuk meraih kemenangan tersebut.




Semoga kita semua lahir menjadi pemenang Ramadhan...


Demikian, semoga bermanfaat

waLLAHU a’lam


Sumber foto :
- jsop.net/2014/11/20/marathon-primitif/
- www.fastcompany.com/3021459/how-to-be-a-success-at-everything/insights-from-marathon-training-for-creating-great-perform

1 comment:

  1. Wah, makasih mas sharingnya. Sangat bermanfaat. Semoga tulisannya jadi amal kebaikan bagi penulis. Amiin.

    ReplyDelete