Tuesday, April 28, 2015

Masjid Abu Bakar Ash Shiddiq, Jl. Otista Raya, Jakarta Timur


Kita update lagi Shalat Di Mana? Sekarang kita ke arah Timur Jakarta, tepatnya di Jalan Otista Raya. Di sini ada sebuah masjid yang representatif sekali untuk beristirahat dan shalat saat dalam perjalanan.

Masjid Abu Bakar Ash Shiddiq namanya. Lokasi tepatnya di Jalan Otista Raya, Bidaracina, Jakarta Timur, yang kalau dari arah Kp. Melayu, posisinya ada di sebelah kiri jalan sekitar 20 meter sebelum Jembatan Cawang Bawah. Kalau sahabat yang suka kuliner, di pinggiran jalan ini ada Sate Tegal yang sering terlihat ramai dan warung-warung tenda lainnya. Sebelahnya ada swalayan buah Freshtiva. Nah sebelah Freshtiva inilah adanya Masjid Abu Bakar Ash Shiddiq.




Sekilas, masjid ini tidak terlalu terlihat seperti masjid, tapi ketika datang waktu shalat, akan terdengar suara adzan. Bangunan masjid ini memang lebih terlihat seperti gedung perkantoran, yang kalau tidak salah berlantai 4. Ketika mampir makan di daerah sini bersama anak-anak, kamipun tidak menyadari bahwa kalau dekat sini ada masjid. Barulah setelah adzan berkumandang kami baru 'ngeh' bahwa dekat situ ada masjid, dan anak kami yang berusia 5 tahun justru yang memberi tahu terlebih dahulu bahwa di sebelah Freshtiva itu ada masjid. Memang kalau kita lihat lebih teliti, ternyata ada menara yang cukup tinggi sebagai mana masjid pada umumnya. Secara keseluruhan, tata ruang dan arsitektur masjid sangat baik dalam mensiasati keterbatasan ruang di tengah-tengah kota Jakarta.



Tempat parkir lumayan luas, untuk mobil bisa cukup sampai sekitar 10 mobil. Kalaupun saat kita sampai di masjid tersebut parkiran sudah penuh, kita bisa parkir di pinggir jalan atau parkir di parkiran Freshtiva, swalayan buah yang terletak persis di samping masjid. Untuk parkiran di masjid ada petugas parkir sekaligus security masjid. Untuk parkiran di pinggir jalan maupun di depan swalayan ada petugas dari BP Parkir.



Masuk ke dalam masjid, tempat wudhu antara laki-laki (ikhwan) dan perempuan (akhwat) terpisah di dua sisi masjid yang berbeda. Jadi kalau kita masuk ke masjid dari arah parkiran, untuk tempat wudhu dan toilet laki-laki (ikhwan) ke arah kanan, dan tempat wudhu dan toilet perempuan (akhwat) ke arah kiri. Kebersihan sangat diperhatikan oleh pengurus masjid ini. Dua hal yang menarik, pertama, tempat buang air kecil (urinoir) ada tirai penutupnya, sehingga lebih nyaman. Kedua, disediakan sabun di dekat kran wudhu. Sepertinya pengurus masjid memahami bahwa beberapa jam'ah adalah orang-orang yang makan di warung tenda dekat masjid.






Untuk sepatu, sendal, ataupun barang bawaan lainnya bisa ditaruh di rak atauapun di loker yang kuncinya bisa kita bawa (penitipan self-service).




Ruang shalat di lantai dasar. Lantai 2 dan seterusnya, menurut penjaga masjid juga digunakan untuk shalat, mungkin untuk shalat Jum'at atau kalau memang lantai 1 sudah penuh. Pintu masuk ke ruang shalat langsung dari tempat wudhu masing-masing baik laki-laki (ikhwan) maupun perempuan (akhwat).





Bacaan imam mengalun merdu dan tartil memudahkan kita untuk lebih khusyuk dalam mendirikan shalat.

Jadi, sebelum atau sesudah makan di warung tenda pinggir jalan Otista Raya, kita bisa shalat dengan tenang. Sekian Shalat Di Mana kali ini, semoga bermanfaaat...